Rabu, 14 Agustus 2019

Apa Kabar Blogspot ?? 2019 masih nge blog?

Bismillahirrahmanirrahiim
Sudah lama sekali saya tidak menulis di blog ini. Terakhir saya posting disini adalah tahun 2013 silam. Wow, kalo anak SD sudah mau masuk SMP itu...hehehe..Ya, selain karena kesibukan usaha kecil-kecilan yang saya jalankan, tren blog tampaknya sudah tidak begitu populer. Setidaknya itu yang terasa sekali pada diri saya. Begitulah, dengan adanya sosmed seperti Facebook sepertinya telah mengalihkan perhatian saya dari blog yang saya buat tahun 2009 yang lalu.
Jadi begitulah, malam ini saya kok tiba2 saja teringat dengan blogspot saya ini, dan pikiran saya pun kembali ke masa2 lalu di awal2 saya belajar ngeblog dan saat itu memang sedang rame2 nya orang2 banyak yang bikin blog. Kalo sekarang sih, kalah sama konten youtube..yang tentunya bisa lebih mengeksplor kemampuan diri dalam bidang apapun dan juga bisa menghasilkan pundi2 rupiah dari konten yang dibuat..
2019 ini saya kembali melihat postingan2 yang saya buat -dan memang saya setting untuk tidak dipublikasikan- tenyata banyak juga tulisan2 saya di blog ini ya...
Membuat sebuah tulisan atau konten di blog tetap mempunyai sebuah "rasa" tersendiri..Saya sendiri tidak peduli apakah postingan saya di blog ini di baca oleh orang lain atau tidak...Tetap ada rasa berbeda yang tidak bisa di dapatkan dengan bersosial media..
Kalo blog saya ini, ya dari 2009 gini2 aja..ga ada perubahan signifikan yang saya lakukan untuk blog ini..tapi terimakasih google, berkat kamu saya masih bisa melihat blog saya..Alhamdulillah..
Insya Allah saya akan isi lagi deh blognya dengan postingan2 yang bermanfaat...Alhamdulillah selama vakum banyak hal2 baru yang saya pelajari yang mungkin bisa bermanfaat untuk kita semua..
Udah dulu sudah mau jam 01 pagi..saatnya istirahat dulu..
Wassalamualaikum...

Senin, 02 Februari 2009

Sandiwara Langit

Sandiwara Langit. Demikianlah judul buku ini. Berisi tentang kisah seorang anak manusia bernama Rizqaan. Pemuda shalih yang ingin segera menikah karena merasa sudah tidak mampu lagi untuk menjaga gejolak syahwatnya yang sudah begitu menggelora. Pernikahan adalah langkah terakhir yang ia pilih setelah beragam cara seperti puasa Dawud (puasa sehari dan berbuka sehari) sudah tidak mampu lagi menolongnya untuk meredam gejolak tersebut.

Calon istri sudah ia dapatkan. Seorang pemudi sholihah bernama Halimah. Akan tetapi, karena ia hanyalah pemuda miskin yang tidak memiliki penghasilan tetap, maka sewaktu ia melamar Halimah, ayah Halimah memberikan sebuah persyaratan yang terdengar aneh. Rizqaan akan dinikahkan dengan Halimah asalkan dalam waktu 10 tahun usia pernikahan mereka, Rizqaan harus sudah bisa memberikan penghidupan yang layak bagi putri semata wayangnya tersebut. Jika tidak, maka mereka harus bercerai dan mengakhiri pernikahan mereka. Meski terasa aneh, Rizqaan menerima juga persyaratan tersebut. Pernikahan pun dilangsungkan secara sederhana dan dalam ijab kabul dibacakan shigat ta'liq yang salah satunya adalah persyaratan "aneh" itu.
Setelah mereka resmi menjadi pasangan suami istri, mereka mengontrak sebuah rumah sederhana di dekat kota. Uang untuk mengontrak rumah berasal dari pemberian ayah Rizqaan yang menjual perhiasan milik ibu Rizqaan.
Hari demi hari mereka lalui. Rizqaan mencari maisyah dengan berjualan roti keliling. Singkat cerita, Rizqaan berhasil menjadi seorang pengusaha roti yang sukses dan lumayan kaya.
Hanya dua hari menjelang sepuluh tahun usia pernikahan mereka, terjadilah musibah yang menimpa. Kebakaran menghanguskan pabrik roti dan rumah Rizqaan. Dalam peristiwa tersebut, ayah Rizqaan meninggal dunia karena luka bakar yang dialaminya.
Ketika berada di Rumah Sakit untuk mengobati ibu Rizqaan yang juga terluka parah, datanglah orangtua Halimah. Mereka tidak tampak merasa sedih dengan musibah yang dialami oleh anak dan menantunya tersebut. Ayah Halimah malah meminta Rizqaan untuk memenuhi janji yang ia ikrarkan 10 tahun yang lalu. Ya, tepat di usia 10 tahun pernikahan mereka, Rizqaan memang tidak memiliki apa-apa lagi. Ia pun dianggap gagal memenuhi janjinya. Pada hari itu juga, di rumah sakit itu, Rizqaan dan Halimah, sepasang suami istri yang sholih dan sholihah, sepasang suami istri yang selalu harmonis dan saling mencintai, harus bercerai. Halimah pun dibawa ke rumah orang tuanya saat itu juga.
Bagaimana kisah selengkapnya? silakan baca saja bukunya...
Buku ini diangkat dari sebuah kisah nyata. Kisahnya sungguh sangat menyentuh dan mengharukan. Membaca Sandiwara Langit kita menjadi tahu bahwa pernikahan itu tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Hidup pun menjadi sebuah rahasia yang tidak seorangpun tahu apa yang akan dialaminya esok hari.
Buku ini disusun dengan gaya novel, namun tidak mengurangi nilai-nilai yang tersirat di dalamnya berupa pembelajaran kehidupan tentang ketakwaan, kejujuran, cinta, dan kesetiaan.
Namun, meski diangkat dari kisah nyata, buku ini pun saya rasa memiliki sisi yang berlebihan dari segi penggambaran karakter tokoh utamanya. Ya, tokoh utama dalam buku ini -sebagaimana lazimnya kita temukan dalam novel-novel sejenis- digambarkan sebagai sosok yang "teramat sempurna", hingga nyaris tanpa cacat. Saya memahami bahwa mungkin disitulah letak daya tarik dari  penulisan buku cerita apapun. Selain juga pertimbangan dari sisi marketing yang tidak memungkinkan mencantumkan aib/kekurangan sang tokoh utama karena bisa jadi akan berdampak kepada selera para pembaca.
Terlepas dari semua "kekurangan" tersebut, kita tetap dapat menikmati kisah dalam buku ini dan menjadikannya ibrah yang berharga bagi kehidupan kita. Bagusnya buku ini tidak menyajikan cerita fiktif yang terkadang (cerita fiktif tersebut) menggambarkan sosok yang begitu sempurna dan begitu beruntung yang kesempurnaan dan keberuntungannya sangat sulit ditemukan dalam alam realita apapun. Sekali lagi, ini semua karena buku ini disajikan berdasarkan kisah nyata.
Selamat membaca untuk anda semua...  

Tedy Apriansyah

Apa Kabar Blogspot ?? 2019 masih nge blog?

Bismillahirrahmanirrahiim Sudah lama sekali saya tidak menulis di blog ini. Terakhir saya posting disini adalah tahun 2013 silam. Wow, k...